Jangan Sepelekan! Waspada dan Kenali Dehidrasi Pada Anak
Dehidrasi tidak hanya dialami oleh orang dewasa, tetapi juga anak-anak. Mereka lebih rentan mengalami dehidrasi dibandingkan remaja atau orang dewasa karena cadangan air yang lebih kecil.
Dehidrasi pada anak kerap dianggap sebagai rasa haus yang normal, namun kamu tidak boleh menyepelekannya. Karena jika tidak ditangani dengan tepat, dehidrasi bisa menimbulkan masalah kesehatan yang lebih serius.
Ciri-Ciri Dehidrasi pada Anak
Gejala dehidrasi terbagi menjadi tiga kategori yang digolongkan berdasar tingkat keparahannya, yakni:
1. Tanpa Dehidrasi
Anak yang miliki cukup asupan air dikategorikan pada kelompok tanpa dehidrasi. Pada kelompok ini anak tidak menunjukkan tanda-tanda dan penyakit yang menyebabkan dehidrasi deperti diare.
2. Dehidrasi Ringan-Sedang
Saat si kecil mengalami dehidrasi tingkat ringan-sedang, muncul beberapa tanda yang wajib diketahui orang tua.
- Anak gelisah, mudah rewel/marah
- Anak lebih haus dari biasanya
- Mulut dan mata anak kering lebih kering
- Warna urine yang lebih gelap
- Tidak buang air kecil selama 6-8 jam lebih
- Tidak ada air mata saat menangis
- Merasa pusing saat anak berdiri atau duduk tegak
- Cubitan kulit perut kembali lambat
2. Dehidrasi Berat
Jika ciri dehaidrasi ringan tidak segera ditangani, kondisi ini bisa semakin buruk dan meningkat menjadi dehidrasi berat. Tanda-tanda dari kondisi ini diantaranya:
- Mulut dan mata anak sangat kering
- Tidak buang air kecil selama 12 jam atau lebih
- Kesulitan untuk konsentrasi
- Anak terlalu lemah atau pusing untuk berdiri
- Lebih sering mengantuk
- Pingsan atau mengalami penurunan kesadaran
- Kejang
- Cubitan kulit perut kembali sangat lambat
Beraktivitas di luar ruangan saat cuaca panas dapat menyebabkan hilangnya cairan lebih banyak dari tubuh, selain itu beberapa faktor berikut turut membuat anak berisiko lebih tinggi mengalami dehidrasi.
- Deman
- Muntah
- Diare
- Terlalu banyak bergerak
- Asupan cairan yang buruk
- Keringat berlebih
Cara Mengatasi Dehidrasi Anak
Saat anak mengalami gejala dehidrasi, kamu bisa melakukan penanganan untuk mengatasi kondisi ini:
- Berikan ASI atau susu formula jika dehidrasi dialami oleh bayi atau anak usia di bawah 3 bulan dalam jumlah yang sedikit tetapi dengan frekuensi yang lebih sering dari biasanya. Sementara, untuk anak usia di atas 2 tahun, kamu bisa memberikan susu formula dengan jenis rendah atau bebas lemak.
- Jika si kecil sulit minum air putih, kamu bisa memberikan jus buah sebagai gantinya. Pastikan kamu memberikan jus dengan kandungan buah 100 persen. Namun, jika anak dehidrasi karena diare, sebaiknya kamu tidak memberikan jus buah ya.
- Selama anak mengalami dehidrasi, disarankan untuk tidak memberikan mereka minuman yang terlalu manis atau tinggi gula seperti es krim atau sirup. Hindari juga minuman berkafein karena dapat memperburuk kondisinya.
- Berikan larutan oralit jika anak mengalami dehidrasi akibat diare dan muntah. Mengonsumsi oralit membantu mengembalikan kadar keseimbangan mineral pada tubuh. Disarankan untuk bertanya kepada dokter terlebih dahulu sebelum kamu memberikan oralit untuk si kecil.
Selalu pantau dan proaktif mengenai asupan cairan anak. Berikan makanan dengan kadar air tinggi dan biasakan mereka minum air tanpa perlu menunggu haus untuk mencegah terjadinya dehidrasi pada si kecil, ya!
Sumber
Kemenkes. (2015). Buku bagan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS). Jakarta: Kementrian Republik Indonesia.