7 Penyakit yang Sering Muncul Saat Musim Hujan, Waspada!
Musim hujan menjadi musim saat berbagai penyakit menular lebih mudah menyebar. Simak beberapa penyakit yang muncul saat musim hujan ini agar kamu bisa selalu waspada!
Musim hujan memang menjadi musim yang disukai oleh banyak orang karena selain udara terasa sejuk, kita tidak lagi tersengat teriknya matahari. Namun, musim hujan ini juga menjadi musim saat berbagai penyakit menular lebih mudah menyebar, lho!
Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain kondisi lingkungan yang mendukung pertumbuhan mikroorganisme penyebab penyakit, tingkat kelembapan, hingga dampak cuaca yang bisa memengaruhi sistem kekebalan tubuh.
Musim hujan juga akan memicu meluapnya debit air serta banjir, yang membuat air minum dan sanitasi menjadi kurang higienis. Selain itu, aliran dan air yang menggenang juga bisa menjadi tempat menetasnya hewan pembawa bibit penyakit.
Penyakit yang Sering Muncul Saat Musim Hujan
Selama musim hujan, ada beberapa penyakit yang cenderung lebih sering muncul karena kondisi lingkungan yang mendukung pertumbuhan mikroorganisme dan penyebaran infeksi. Apa saja itu?
1. Influenza dan Pilek
Flu dan pilek memang merupakan penyakit yang sering muncul dan tidak hanya terjadi saat musim hujan saja. Namun, saat musim hujan, tingkat kelembapan yang tinggi dan udara dingin membuat virus lebih mudah menyebar dan berkembang.
Cuaca buruk di musim hujan cenderung membuat orang berkumpul di dalam ruangan, terlebih di ruangan ber-AC, yang menyebabkan sirkulasi udara menjadi memburuk. Hal ini tentu bisa meningkatkan risiko penularan virus dengan lebih mudah.
Pencegahan utama untuk kondisi ini adalah menjaga kebersihan tangan, menghindari kontak dengan orang yang sakit, serta menjaga daya tahan tubuh dengan menerapkan pola makan yang sehat, istirahat yang cukup, dan olahraga secara teratur.
2. Demam Berdarah Dengue (DBD)
Penyakit ini yang disebabkan oleh virus yang dibawa oleh nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus yang terinfeksi virus ini terlebih dahulu. Gejalanya yaitu berupa demam tinggi, nyeri otot dan sendi, sakit kepala, ruam kulit, dan pendarahan.
Meskipun nyamuk ini ada sepanjang tahun, tetapi DBD bisa meningkat saat musim hujan karena lingkungan yang lembap bisa mendukung perkembangbiakan nyamuk. Misalnya, genangan air pada barang seperti ban bekas, ember kosong, dan sebagainya.
Pencegahan DBD bisa dilakukan dengan cara menghilangkan dan membersihkan genangan air di sekitar rumah, menggunakan kelambu atau penghalau nyamuk, mengenakan pakaian yang melindungi kulit, serta menggunakan obat anti-nyamuk.
3. Diare
Diare juga menjadi salah satu masalah kesehatan yang umum terjadi selama musim hujan. Banjir yang terjadi di musim hujan dapat mencemari sumber air bersih dan persediaan makanan, yang menyebabkan munculnya virus, bakteri, atau parasit.
Pencegahan diare selama musim hujan melibatkan langkah-langkah untuk menjaga kebersihan dan keamanan makanan serta minuman. Berikut tips yang bisa kamu ikuti:
- Gunakan air bersih. Pastikan air yang kamu gunakan untuk minum dan memasak sehari-hari merupakan air bersih atau yang telah direbus.
- Cuci tangan. Sebelum makan dan setelah menggunakan toilet, pastikan untuk mencuci tangan dengan sabun secara menyeluruh.
- Pilih makanan sehat. Pastikan makanan yang dikonsumsi telah dimasak dengan baik dan disimpan dengan benar untuk mencegah pertumbuhan bakteri.
4. Infeksi Saluran Pernapasan (ISPA)
Penyakit ini memengaruhi saluran pernapasan bagian atas dan bawah, yang dapat disebabkan oleh berbagai virus dan bakteri. Infeksi saluran pernapasan dapat menyebabkan gejala seperti batuk, pilek, sakit tenggorokan, demam, dan sesak napas.
Infeksi ini dapat terjadi karena beberapa faktor, antara lain perubahan suhu dan kelembapan udara yang membuat sistem kekebalan tubuh menjadi lebih rentan. Selain itu, banyaknya orang yang berkumpul saat hujan juga meningkatkan risiko penularan.
Untuk mencegah ISPA, disarankan untuk menjaga kebersihan tangan dengan mencuci tangan secara teratur, menggunakan masker saat berada di tempat umum atau kerumunan, menjaga daya tahan tubuh, serta menghindari kontak dengan orang sakit.
5. Leptospirosis
Leptospirosis adalah penyakit infeksi bakteri yang disebabkan oleh bakteri jenis Leptospira. Bakteri ini biasanya menyebar melalui air atau tanah yang terkontaminasi oleh urine hewan yang terinfeksi, seperti tikus, anjing, babi, atau hewan liar lainnya.
Gejala leptospirosis pada manusia bervariasi, mulai dari gejala yang ringan hingga yang parah. Gejala yang biasanya muncul antara lain demam tinggi, sakit kepala, nyeri otot, muntah, diare, batuk, sakit perut, serta ruam pada kulit.
Manusia dapat terinfeksi saat terkena langsung atau tidak langsung dengan urine hewan yang mengandung bakteri Leptospira. Jika tidak diobati, dapat menyebabkan komplikasi serius seperti kerusakan ginjal, gangguan pernapasan, bahkan kematian.
6. Infeksi Kulit
Lingkungan yang lembap memang menjadi daktor utama berbagai penyakit dapat muncul, tidak terkecuali infeksi kulit. Jamur dan bakteri dapat berkembang dengan baik pada kulit yang lembap, sehingga menyebabkan infeksi pada kulit seperti kurap.
Kurap merupakan infeksi jamur yang ditandai dengan munculnya bercak merah, gatal, dan bersisik pada kulit. Selain itu, infeksi jamur lain seperti kandidiasis kulit (muncul pada lipatan kulit), kutu air, dan eksim juga lebih sering terjadi saat musim hujan.
Beberapa cara yang bisa kamu lakukan untuk mencegah infeksi kulit selama musim hujan antara lain:
- Jaga kebersihan tubuh dan lingkungan.
- Keringkan kulit dengan baik setelah terkena air hujan atau kelembapan.
- Hindari berbagi pakaian atau barang pribadi dengan orang lain.
- Pastikan mengenakan pakaian yang bersih dan kering .
- Gunakan pelembap yang cocok untuk menjaga kelembapan kulit, tetapi jangan gunakan yang terlalu basah dan membuat kulit lengket.
7. Demam Tifoid atau Tifus
Demam tifoid, juga dikenal sebagai tifus, adalah penyakit bakteri yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi. Tifus biasanya menyebar melalui makanan atau air yang terkontaminasi oleh bakteri tersebut atau kotoran dari orang yang terinfeksi.
Gejalanya meliputi demam tinggi, sakit perut, sakit kepala, kelelahan, nyeri otot, keluar keringat berlebih, batuk kering, kehilangan nafsu makan, serta ruam pada kulit. Tanpa pengobatan yang tepat, demam tifoid dapat menyebabkan komplikasi serius.
Pencegahan demam tifoid dapat dilakukan dengan beberapa hal, seperti mencuci tangan dengan sabun secara teratur, memastikan makanan dan air yang dikonsumsi bersih, dan menjaga daya tahan tubuh dengan menerapkan pola hidup sehat.
Untuk mencegah penyebaran penyakit selama musim hujan, penting untuk menjaga kebersihan pribadi, memperhatikan sanitasi lingkungan, menerapkan pola hidup sehat, dan segera berkonsultasi dengan dokter jika mengalami gejala mencurigakan.
Sumber:
https://upk.kemkes.go.id/new/5-penyakit-penyerta-musim-hujan